Wellcome To My Blog

HIDUP INI INDAH ANDAI KAU TAHU JALAN MANA YANG BENAR

05 Desember 2009

Inilah Jalanku

Sudah hampir 4 bulan aku mengikuti program management trainee di salah satu perusahaan pembiayaan bank di Jakarta. Sejauh ini aku merasa cukup nyaman dengan program ini. Walaupun dalam proses belajarada tuntutan yang harus dipenuhi, nilai hasil ujianku ditarget harus di atas 7,00. Pertama aku denger itu cukup kaget juga, karena aku pikir bukan perkara mudah untuk dapat nilai segitu, harus berusaha dengan keras. Bayangan ketakutan bila gagal mencapai target nilai itu., jelas dikeluarkan dari program. Tetapi ternyata gambaran kesulitanku itu hanya dalam benak pikiran saja, setelah dijalani ternyata tidak terlalu susah juga, walaupun ga bisa diremehkan juga untuk mencapai nilai itu.

Dalam waktu yang terus berjalan, insa Allah kalau semuanya lancar, tinggal 2 bulan lagi aku lulus program itu. Aku sendiri berharap bisa lancar menghadapi masa sisa itu, sehingga aku bisa lebih cepat mencapai masa depanku. Karena banyak hal impian yang ingin aku gapai. Aku sih berharap, dengan aku ikut program ini, akan bisa dijadikan kendaraan aku menuju kesuksesan. Walaupun tentu jalannya akan semakin terjal dan berliku, tapi sampai disini aku sendiri berharap akan terus punya api semangat untuk bisa terus berjuang dalam mencapai apa yang diinginkan.

Memang sih bagi sebagian orang, jalan yang aku ambil ini terkesan aneh. Bahagaimana tidak, secara backround pendidikanku adalah accounting, kemuadian aku juga pernah kerja di KAP (kantor akuntan publik) yang secara kerjaan memang macth dengan jurusan studi-ku. Tetapi ternyata sekarang aku banting setir di dunia marketing. Dunia yang belum cukup aku pahami betul tapi sangat menarik buat aku dalami dan secara pribadi aku tertantang untuk bisa sukses juga di dunia ini.

Tentu aku berharap bisa sukses di bidangku yang baru. Aku yakin banyak hal yang akan aku alami dan dapatkan. Menempatkan diri untuk berada dalam tekanan, semoga bisa membentuk aku menjadi pribadi yang kuat dan bermental baja. Dunia marketing ga jauh dari target. Semoga target itu bisa terus mamacu aku untuk melakukan perbaharuan diri dengan seantiasa belajar terhadap apapun yang aku hadapi...So tujuan sudah aku tentukan..jalan sudah aku pilih..sekarang tinggal semangat dalam melangkah......good luck Guntur!!!

26 September 2009

Mudik Yang Menyenangkan

Selalu ada cerita menarik saat aku mudik ke rumah. Cerita menarik itu terulang lagi kemarin. Sengaja aku berangkat malam jumat, karena memang hari kamisnya aku masih masuk kantor, aku paksakan untuk pulang malam itu, karena aku berpikir, perjalanan satu malam sudah cukup mengantarkan aku ke tempat yang aku tujuan (brebes : red).

Malam itu aku berangkat menuju Jatipadang (tempat mangkalnya mobil dari desa cipajang), untung sebelumnya aku sudah pesan tempat agar bisa pulang malam itu. Singkat cerita, malam itu aku berangkat naik mobil cary berpenumpang 14 orang (padahal normalnya cuma 7 orang). Untuk soal ini aku memang tidak terlalu heran, karena prakteknya memang sudah seperti itu. Membawa penumpang untuk mudik, tak ubahnya seperti membawa barang, yang dengan mudah bisa ditata sedrmikian rupa.

Rupanya keberuntungan tidak sedang bersamaku malam itu, indikasinya bisa dilihat dari macetnya jalur yang aku lalui, sampai akhirnya, mobil yang aku tumpangi dialihkan jalurnya. Perubahan jalur ini jelas sangat merugikan bagi kami, karena jarak yang ditempuh semakin panjang, itu artinya semakin lama pula aku merasakan "siksaan" karena berada dalam mobil yang penuh sesak. Catatan waktu yang fantastis yaitu Lima belas jam waktu yang aku habiskan di mobil untuk sampai ke kampung halamanku (Normalnya cuma 7 jam).

Sesampainya dirumah, hanya rasa lelah yang aku rasakan, walaupun perasaan itu sedikit terobati karena aku sudah berada di rumah dan bisa bertemu keluarga. Tidak ada oleh-oleh yang aku bawa pulang, itu sengaja aku lakukan, karena aku sudah sangat PD dengan uang gepokan 2000 an (pecahan baru), yang sengaja aku tukar buat aku bagi-bagikan pada tetanggaku (terutama yang punya anak kecil).

Selama mudik, banyak kegiatan yang aku lakukan, saat baru datang saja, aku sudah mengumpulkan teman-temanku untuk acara reuni smp. Walaupun cukup lelah, tapi dengan semangat aku memimpin rapat untuk kegiatan reuni nanti. Selain reuni smp, ada juga acara makan bersama komunitas maya dari fesbuk, untuk kedua kalinya bertemu, tapi kali ini diadakan didaerah asal (banjarharjo). Dua kegiatan itu aku didaulat menjadi ketua panitia, buatku siy ga masalah toh pada akhirnya aku yakin banyak teman-temanku yang membantu kelancaran acara tersebut.

Jejak langkahku untuk mengkordinir teman2 dalam membuat kegiatan ternyata diikuti oleh ade ku, tidak mau kalah sama kakanya, ternyata dia juga piawai dalam mengumpulkan masa. Dia juga mengkordinir teman SD nya untuk acara reuni di Pemancingan Cibeureum. Kalo soal kemampuan itu aku sih aku ga heran, karena darah itu mengalir dari alm. Bapak. Semasa hidupnya dia sering menjadi ketua di berbagai acara dan organisasi yang diikutinya.....Karena itulah mungkin ibu sedikit mengomel, dia bilang anaknya pada sibuk ngumpulin orang terus, sehingga jarang berada di rumah....he3..maafkan aku ya ibu....

Walaupun lebaran kali ini tergolong sangat singkat (liburnya), tapi bagiku, lebaran ini punya kesan yang mendalam. Tidak hanya aku bisa bertemu keluargaku, tapi aku juga bisa bertemu teman lama dan saudara yang sudah lama tidak bertemu....Semoga lebaran nanti aku bisa pulang dengan kepala lebih tegak, karena aku bisa berhasil sukses di negeri orang...Amien....

17 Agustus 2009

Hidup Memang Untuk Memilih

Pengalaman ini aku peroleh ketika satu bulan yang lalu mengikuti ujian seleksi masuk pegawai disalah satu perusahaan di Jakarta. Prosesnya cukup singkat hanya memakan waktu hampir satu minggu saja, aku sudah bisa diterima jadi karyawan perusahaan tersebut.

Hal yang unik waktu itu karena saat aku baru menandatangani kontrak kerja, ada suara yang datang dari handphone-ku. Ketika aku angkat, cukup kaget juga saat dia memperkenalkan namanya. Ternyata dia mewakili perusahaan yang pernah aku daftar sebelumnya untuk memberi tahu aku bahwa aku juga diterima di perusahaan tempat ia bekerja.

Saat itu campur aduk perasaanku, aku bahagia karena brarti aku berhasil melewati rangkaian tesnya. Tapi aku kecewa juga karena pemberitahuannya ternyata terlambat. Padahal waktu itu mereka bilang akan mengabariku dalam waktu 2 minggu bila aku diterima nanti. Jadi ketika sampai 2 minggu tidak ada panggilan, aku sudah berpikir kalau aku memang tidak masuk kualifikasi, sehingga akhirnya aku ujian di tempat lain.

Tidak mudah aku mengambil putusan itu, tapi akhirnya aku putuskan untuk tetap melanjutkan gabung dengan perusahaan baru ini, sambil meminta maaf ke perusahaan sebelumnya karena aku tidak bisa menghadiri undangannya. Aku bulatkan untuk ambil resiko apapun konsekuensinya nanti. Aku ingat betul ada ucapan yang mengatakan " kualitas seseorang ditentukan oleh pilihan-pilihannya dalam hidup", Aku berharap pilihan yang aku ambil dalam hidup sekarang ini akan menentukan kualitasku kelak untuk bisa menjadi manusia sukses....Semoga pilihanku kali ini benar....

30 Juli 2009

Terima Kasih Tuhan

Aku ga tau perasaan yang berkecamuk di hatiku sekarang. Aku merasakan ada perasaan yang bahagia amat tak terkira atas anugerah ini. Ada perasaan mengharu biru didadaku. Terima kasih Tuhan, semoga ini jalan yang Engkau berikan untuk aku bisa membahagiakan seluruh orang yang aku cintai.

Aku tau bahwa ini bukan akhir dari segalanya, karena semuanya baru akan dimulai. disini Aku akan menemui duniaku yang baru (dunia yang aku idam-idamkan sebelumnya), dunia yang 2 tahun kemarin aku sempat terlantarkan. Karena mulai senin depan aku akan berkarir di dunia marketing, ini tentu agak berbeda dengan dunia kerjaku sebelumnya yaitu akunting. Tapi aku sangat yakin dan tentunya disertai harapan yang sangat besar kalau aku bisa berprestasi di tempat baru ini. Dan tentu pula aku berharap banyak ilmu yang akan aku dapatkan disana.

Tentu tujuan akhirnya adalah, apa yang aku peroleh ini bisa ditularkan dan bisa dibagikan kepada banyak orang. Aku pengin menjadi inspirasi bagi banyak orang,…paling tidak orang-orang terdekat aku. Semoga juga ini bisa menjadi jawaban atas doa-doa ibuku selama ini, sebuah doa yang berharap anaknya mendapatkan yang terbaik dalam segala hal. Dan semoga pula dia bisa bangga dengan pencapaianku ini, tanpa harus bersombong dengan apa yang sudah didapatkan . Serta semoga ini bisa membuat dia semangat lagi dalam melanjutkan hidup kedepan, setelah sebelumnya terpuruk karena ditinggal oleh seorang suami.

Benar kalau orang bijak bilang bahwa, bila kita ada keinginan, pasti ada jalan. Dan kadang Tuhan memberi jalan dari tempat yang tak pernah disangka-sangka oleh kita. Asal kita mau berusaha pasti selalu ada jalan, dan pasti diberi yang terbaik. Waaupun kadang kita diuji untuk sedikit bersabar untuk mendapatkannya. Tapi aku tetap berharap semoga ini tetap membuatku mawas diri dan tidak terlena oleh keberhasilan ini. Karena di depan akan ada jalan lurus membentang yang harus aku hadapi….Aku berharap aku bisa…..Semoga….Terima Kasih Tuhan….

28 Juli 2009

Menanti masa itu tiba

Aduh Tuhan...berikan jalan keluar yang terbaik atas apa yang menimpaku...kalau memang ini jalan yang terbaik..mudahkanlah...kalau memang bukan..berikan yang lebih baik...amien...

28 Juni 2009

Ga terasa adeku dah mau sekolah

Masih terekam jelas dimemoriku ingatanku. Ketika pertama aku mau “hijrah” dari rumah untuk pergi ke perantauan. Kala itu aku ingat betul bahwa aku cukup antusias untuk menghadapi kondisi ini. Beberapa aku persiapkan untuk menyambut masa itu tiba. Aku harus meninggalkan kampung halamanku untuk mencari ilmu dan meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena cukup jauh, dan ga ada SMA disekitar tempatku yang cukup mumpuni untuk bisa menampung hasratku bersekolah, akhirnya aku bersekolah di kota kabupaten (baca : Brebes).

Memori itu masih tersimpan betul ketika akan memulai hidupku yang baru kala itu. Hidup jauh dengan orang tua jelas membuat aku dituntut untuk bisa hidup mandiri dan bisa memanajemen keuangan sendiri. Banyak rasa bercampur aduk waktu itu, yang pasti hari-hariku pertama diisi dengan silaturahmi kepada teman-teman sedaerahku. Paling tidak ini bisa sedikit menghilangkan rasa sedihku karena harus meninggalkan banyak kenangan, bertemu mereka juga berarti bisa menunjukan bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi kehidupan yang baru ini.

Tentu aku beruntung kala itu karena, untuk urusan daftar-daftar sekolah, aku tidak terlalu memusingkannya. Ada Bapak (alm) yang bisa menemani untuk urusan mencari sekolah yang baru. Kalau pun waktu itu ada yang aku khawatirkan yaitu karena nilai ujianku untuk masuk sekolah favorit di Brebes agak mepet. Cukup gelisah juga waktu itu, untuk sampai menunggu kepastian bahwa aku diterima disekolah itu. Bagiku sekolah favorit itu seolah harga mati yang harus aku dapatkan untuk bisa membuat bapak dan ibuku bisa berdiri tegak dan bisa tetap bercerita banyak tentang anak mereka kepada teman-temannya pada saat ada acara-acara tertentu. Tentu hal ini sangat bisa aku maklumi karena bagi orang tua, anak merupakan kebanggan yang bisa mereka ceritakan kepada teman atau siapapun yang mereka ajak berbicara.

Sekarang sudah sembilan tahun waktu itu berlalu. Sungguh sangat tak terasa bagiku waktu selama itu. Sampai pada akhirnya aku tersadarkan ketika adeku mau sekolah pada jenjang yang sama dengan aku. Cuma sangat disayangkan bila ingat bahwa Bapak tidak bisa menemani dia seperti ketika dia menemaniku dulu. Bila ingat hal itu jelas sangat menyesakan hati dan akan membuka luka lama yang belum pulih sepenuhnya. Andai pikiran ini terpelihara terus pasti hanya menyisakan penyesalan, kekecewaan dan penyalahan, kenapa Bapak diambil dengan begitu cepat. Hanya akan ada air mata yang tersisa dan luka yang semakin menganga.

Sembilan tahun sudah setelah aku masuk sma, ternyata tugas Bapak waktu itu harus aku ambil alih. Jelas menyekolahkan adeku sampai ke jenjang perguruan tinggi bukan perkara mudah. Maka dari itu aku harus ambil tugas itu dengan senang hati, sembari berharap diberi kekuatan untuk bisa menyekolahkan adeku bersama ibuku. Aku harus kuat, aku harus tegar dan aku harus super. Aku berharap akan selalu ada jalan yang diberikan Tuhan untuk ini, aku ingin menjalani hidup ini dengan ringan, aku ingin mengambil porsi yang bisa aku lakukan. Selebihnya aku serahkan semuanya ke Tuhan. Karena aku ingat betul apa yang diucapkan Mario Teguh bahwa “ kalau seorang anak yang masih mempunyai orang tua, maka tanggungan atas rejekinya dibawah orang tua. Tapi kalau anak itu sudah tidak ada orang tua, maka yang menanggung rejekinya langsung dari Tuhan.” Semoga benar ucapan itu, sehingga aku hanya bisa berusaha dengan maksimal, sampai pada akhirnya aku bisa menjadi jalan bagi Tuhan untuk menurunkan rejekinya pada adeku dan juga pada keluargaku…Amien

23 Juni 2009

Aku menikmati setiap proses yang dialami

Perjalanan hidup yang aku jalani membawa aku pada beberapa situasi sulit yang harus ku hadapi. Beberapa kali aku aku menghadapi dan mengalami sesuatu yang baru dalam hidup. Dari perjalanan folmal dalam sekolahan sampai dengan dunia non formal yang tak kalah menariknya. Pengetahuan dan keterampilanku aku mulai tentu ketika aku masih kecil dulu, saat aku dduduk di bangku sekolah dasar. Saat itu aku mulai belajar membaca, menulis dan berhitung. Dalam kehidupan sehari-haripun aku memulai mengenal teman yang bisa aku ajak bermain, bercanda, dan berpetualang.

Belajar Berbicara
Sampai akhirnya aku sudah menjadi sebesar ini, aku merasa beruntung karena dibekali banyak kemampuan yang harus dikembangkan. Pas awal kuliah, aku ingin sekali bisa belajar berbicara di depan umum. Ga tau kenapa selalu ada kesulitan bagiku untuk bisa berkoar dihadapan banyak orang. Sedikit sekali keberanianku saat itu untuk bisa bicara di depan orang banyak, padahal kata bapak ku dulu siy pas aku kecil sering ngoceh dan juga sering nyanyi tanpa ada rasa malu.

Entah bagaimana caranya waktu itu, tiba-tiba saja aku kenal dengan seseorang, dan karena dia itu pula akhirnya aku diajak join untuk ikut organisasi. Saat itulah petualanganku dimulai, untuk tujuan bisa berbicara, aku memulainya dari forum kecil. salah satunya ketika rapat bidang, rapat internal. Petualanganku dalam berbica merambah ketika ada rapat pengurus, aku beranikan diri untuk berbicara. Seminar-seminar yang aku ikutin pun tidak aku lepaskan untuk bertanya agar kemampuanku bisa bertambah. Tentu klimak dari usahaku untuk belajar berbicara ketika aku didaulat untuk menjadi ketua himpunan. Saat itulah aku "dipaksa" untuk terus berbicara dengan banyak orang yang ditemui.

Belajar Menulis
Tapi sangat disayangkan kalau aku ingat masa itu, sebagai ketua suatu himpunan, aku sudah cukup mampu memberikan ide-ide ku secara lisan. Tapi aku miskin sekali dalam hal penyampaian ide secara tulisan. Temanku pernah berkata dengan nada sindiran "masa ketua kok ga bisa nulis". Kata-kata itu masih terngiang dibenaku, dan hal itu aku jadikan tekad agar aku bisa menulis suatu saat nanti.

Pengembaraanku waktu kuliah membawa aku ke sebuah tempat di tegal. Aku hampir 2 bulan menjadi pegawai musiman salah satu lembaga pendidikan. Tepatnya tahun 2007 awal, aku memulai mengenal blog. Sore hari ketika aku tanpa sengaja jalan2 ke sebuah mall di tegal, aku membaca beberapa buku. Dan salah satu buku yang aku baca adalah bagaimana membuat blog dengan mudah. Singkat cerita aku akhirnya punya juga sebuah blog, dan dengan sedikit bantuan teman2 di mahasiswa di tempatku bekerja waktu itu (baca : LP3I Tegal) aku punya blog yang cukup representatif untuk bisa menulis apapun.

Aku isi blog itu dengan beberapa pemikiran yang menjadi nilai-nilai yang aku pegang dalam kehidupan. Setiap ada sesuatu yang aku pikirkan tentang suatu hal dalam kehidupan, pasti aku menyimpannya di blog. Aku akhirnya bisa mengevaluasi setiap tulisanku dari waktu ke waktu, dan aku coba perbaiki kira-kira apa yang kurang dari tulisanku.

Sekarang ketika sudah lebih dari 2 tahun aku punya blog, aku merasa bisa lebih mengungkapkan apa yang aku pikirkan lewat bahasa tulisan. Dan kadang ketika aku berpikir lagi, kadang tidak aku sangka-sangka ada tulisanku yang bisa dimuat disalah satu situs terkenal. Tentu apa yang aku lakukan belum seberapa, karena ada keinginan besar bahwa suatu saat nanti aku bisa menulis buku untuk memberikan pencerahan pada banyak orang. Aku berharap aku bisa mencapainya...amien

Belajar Berwirausaha
Satu hal lagi yang sedang aku geluti saat ini adalah belajar jadi entrepreneur. Sebenarnya sudah lama keinginan itu ada, cuma sayang baru sekarang aku bisa merealisasikannya. Aku berpikir bahwa untuk kita bisa berwirausaha tidak semudah yang kita kira. Karena di dalamnya banyak kesulitan yang harus kita hadapi. Dan aku berharap bisa aku bisa banyak belajar dari itu semua.

Akhirnya aku beranikan diri untuk buka lapak di pasar kaget depok. Untuk ada teman dekatku yang punya satu visi dalam memandang hal ini. Semoga ini jadi awalan buat aku untuk bisa lebih peka dalam melihat setiap peluang yang datang, untuk bisa dimanfaatkannya. Tentunya semoga ceritaku dalam belajar tidak berhenti disini, karena banyak hal yang ingin aku raih.....(cerita bersambung...)



05 Mei 2009

Terpujilah Wahai Engkau...


"Terpujilah wahai engkau
ibu bapak guru
namamu akan selalu hidup
dalam sanubariku
bagai prasasti terima kasihku
tuk pengabdianmu"

Penggalan lirik lagu himne guru itu terdengar begitu menggetarkan jiwaku, tak sengaja aku dengar ketika lagi noton acara disalah satu stasiun tv. Program itu di gelar kayanya untuk memperingahti hari pendidikan nasional yang tepat jatuh pada hari tersebut. Itu aku tahu dari beberapa penonton yang hadir kebanyakan guru. Bukan hardiknas nya yang ingin aku bahas, tapi untaian kata yang ada dilirik tersebut yang ingin aku kupas.

Memoriku tiba-tiba melayang kembali pada saat-saat alm Bapak ku masih ada. Kebetulan profesi dia juga guru. Bagi dia profesi guru sangat membanggakan. Hal ini tentu sangat wajar bila mengingat bahwa dia dibesarkan dari keluarga biasa yang hanya mengandalkan kekuatan otot untuk mencari sesuap nasi. Bagi kami sekeluarga status bapak waktu itu yang hanya jadi guru SD tetap menjadi anugerah yang tak terkira. Walaupun waktu itu upah dari bapak mengajar tidak sebesar sekarang.

Di masa hidupnya, slalu saja ada nasehat yang dia tularkan untuk bisa menjadi pengertian bagi kami, sering sekali dia berucap bahwa jadi guru itu adalah pengabdian, dan pengabdian tidak pernah bisa diukur dengan apapun. Ketika aku mengadu tentang teman main yang punya banyak mainan dan sering jajan. Dia menjawab dengan tenang bahwa hidup tidak harus kita selalu memandang ke atas, sekali-kali kita melihat ke bawah. Karena masih banyak orang yang taraf hidupnya jauh lebih rendah dibanding kita. Dan terakhir biasanya dia tutup dengan bahasa ala manajemen barat, yaitu menjanjikan adanya manajemen perubahan yang disertai dengan harapan. Dengan penuh yakin dia berucap bahwa sebentar lagi kesejahtraan guru/PNS akan terjamin. Ah kalau sudah itu jawabannya biasanya aku hanya bisa menelan kekesalan dan mengumpat kalau aku jangan sampai jadi pegawai negeri.

Baru 4 tahun berlalu setelah Bapak ku meninggal, semua ucapannya terbukti. Kalau kita lihat sekarang bahwa kesejahtraan Pegawai Negeri Sipil sudah mulai diperhatikan. Dan dari berbagai aspek pun semua terihat lebih baik. Melihat kondisi ini tak jarang ibu sering kesal dan mengumpat pemerintah sekarang yang lebih perhatian. “Kenapa tidak dari dulu perbaikan ini dilakukan saat Bapak masih ada ???”, begitu gerutunya. Aku cukup memahami perasaan ibu, maklum sudah cukup lama dia mendampingi bapak, dari mulai sangat susah, lumayan susah, sampai sedikit susahnya terus bersama. Luka itu semakin menganga bila melihat teman seangkatan bapak yang keliatan lebih sejahtera sekarang, selalu ada perasaan iri ditambah berandai-andai kalau bapak masih ada, pasti hidup kita jauh lebih baik daripada mereka sekalipun.

Bagiku apa yang dilakukan Bapak dulu, itulah yang dinamakan pengabdian, suatu sikap untuk memberikan kemampuan terbaik yang kita miliki untuk disumbangkan kepada negara. Pada dataran itu mungkin Bapak ku dulu sudah bisa memahami ucapan Presiden Amerika John F Kennedy yaitu “ Jangan bertanya apa yang bisa Negara berikan buat kita, tapi bertanyalah kita bisa memberi apa buat negara”. Makanya ketika sekarang banyak yang berbondong-bondong masuk PNS, mungkin bapak ku akan tersenyum kecut di alam sana. Ada orang yang ingin mengabdi karena dia tahu berapa banyak yang akan dia dapatkan. Bagiku apa yang dilakukan oleh Bapak dulu, itu yang membuat aku bangga akan Beliau. Kesetiaan dia sangat teruji ketika berada dalam kesusahan, walaupun dia belum sempat mengecap manisnya naik gaji yang besar. Tapi itu tidak mengurasi semangat dan antusias dia dalam mendidik siswa-siswinya. Tepatlah kiranya ketika lagu Himne Guru masih sangat relevan buat dia, karena dia memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang sebenarnya….. Semoga engkau bahagia disana “Apa”….

20 April 2009

Mimpi Yang Belum Sempat Terbeli

Mimpi yang tak terbeli, mungkin judul lagu milik Iwan Fals itu cocok menggambarkan kondisi yang dialami pada saat kemarin ketika aku pulang kampung. Besar harapan yang menyelimuti pikiranku ketika mau pulang yaitu aku akan mendapatkan suntikan energi yang lebih dan bisa rileks sebentar untuk mengosongkan beban dan pikiran yang selama ini aku pikul. Apalagi kalau aku ingat dengan segarnya udara pegunungan yang ada didaerahku jelas semakin membetot badan ini untuk segera sampai ke rumah.

Sebelum aku pulang, aku sempat menjanjikan kepada adiku untuk mentraktir dia ketika aku pulang nanti. Berita itu jelas sangat dinanti adiku, bagaimana tidak hampir 6 bulan aku tidak bertemu dengan dia, jadi jelas ada kerinduan yang besar untuk sekedar menyenangkan dia. Waktu itu aku berencana untuk mengajak dia ke sebuah super market (mini mall) yang ada di dekat daerahku. Karena pas aku pulang bertepatan dengan hari Pemilu, ditambah lagi hari besoknya aku mau mengadakan pertemuan buat membahas reuni smp seangkatan ku dulu. Sehingga hari sabtu menjadi waktu yang cocok buat aku jalan dengan adik ku, seperti itulah yang ada dipikiranku saat itu.

Sampai pada hari jumat sore, ketika aku sedang berkumpul dengan beberapa teman smp ku dulu, aku dikejutkan dengan suara tetanggaku yang berlari tergopoh-gopoh, belum sempat aku bertanya ada apa ke dia, karena dia langsung memberitahu kalau ade ku kecelakaan motor. Kaget pasti aku rasakan, tanpa sempat berpikir, amiglada (pikiran reflek ku) ku langsung mengangkat badanku untuk bangun dan langsung berlari sekencang maling yang ketakutan dikejar warga. Betapa kagetnya aku, ketika aku melihat banyak ada gerombolan orang, salah satunya ada di depan saudaraku yang sedang membopong ade ku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan waktu itu selain ikut menggiring ade ku yang di masukan ke rumah disertai tangisan keras penuh rasa.

Suara tangisan ade ku semakin membahana menambah sumpeknya rumahku karena banyak orang yang datang untuk sekedar menengok dan mengetahui kondisi ade ku. Saat itulah posisiku sebagai anak pertama dan satu-satunya anak cowok dipertaruhkan. Kondisi saat itu memperkosa aku untuk bisa melakukan peran aku sebagai seorang kaka dan ujung tombak keluarga. Hampir 4 jam aku berjibaku dengan waktu untuk bisa menyelesaikan masalah terutama urusan kerusakan motor dengan pelaku yang menabrak motor ade ku. Setelah selesai semuanya malam itu hanya letih yang aku rasakan sambil sekali-kali melihat kondisi ade ku.

Bisa ditebak hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi ade ku, luka luar yang cukup parah memaksa dia tidak berangkat untuk beberapa hari. Penderitaan itu jelas semakin lengkap dengan gagalnya dia mendapat traktiran dari seorang kaka yang sudah lama ia nantikan. Hanya ada penyesalan dan kesedihan yang terendap dalam dada sembari berharap ada secercah hikmah yang masih bisa terbaca oleh aku dan keluarga. Dan peristiwa itu semakin memperjelas persepsi ku tentang arti sebuah tanggungjawab....bahwa tanggung jawab tak hanya sekedar janji dan kata-kata, tapi harus ada action yang harus dilakukan. Dari kejadian itu aku banyak belajar....Sembari berharap janji itu akan aku penuhi nanti...Amien

01 April 2009

Kebenaran Itu Datang Juga...

Adalah hal yang sangat mutlak ketika kita harus percaya dan yakin pada suara hati atau intuisi. Walaupun kadang kita harus hati-hati juga dan bisa memilah dengan jernih benarkan suarah hati itu benar-benar bisikan kebenaran dari Sang Hati kepada kita. Karena kalau sampai salah mengindentifikasikan, maka penyesalan yang akan menghampiri kita.

Ini tentang kisah perjalanan hidupku, aku dulu pernah ngambil keputusan untuk mengambil suatu sikap yang akan ku pegang. Aku dulu sempet ragu, apakah pilihan itu benar, karena saat itu aku masih menginginkan hal tersebut. Tapi ada suara hati yang membisikanku dengan sangat nyata, kalau hal yang sedang menimpa pada diriku atau apa yang aku miliki, bukan yang terbaik. Oleh karena itulah mungkin Tuhan masih sayang saya aku, sehingga aku di jauhkan dengan hal tersebut. Walaupun sebenarnya pahit, tapi alhamdulillah Sang Waktu bisa mengobati dan menjadi pelipur laraku. Sekarang aku semakin percaya bahwa Tuhan pasti tidak akan rela melihat umatnya mendapatkan sesuatu yang tidak pantas untuk didapatkannya. Jadi apapun cara dan jalannya pasti akan ada upaya untuk mengarah ke kondisi seperti yang Tuhan inginkan.

Ya..karena perjalanan hidupku masih panjang, dan banyak hal yang ingin ku gapai. Apalagi aku memang ingin sekali menjadi manusi terbaik dengan memberi banyak manfaat buat orang lain "Khairunnas anfa'uhum linnas". Aku berharap Tuhan memberikan pundak yang kuat buatku, supaya aku bisa menanggung beban yang lebih berat dari orang lain.......

23 Maret 2009

Menunggu waktu itu tiba

Kemarin aku sudah bulat untuk pulang tangal 26 maret, hari kamis tepatnya tanggal tersebut. Bagi sebagian orang, terutama para pekerja, tanggal tersebutlah yang dinamakan hari kejepit nasional. Ya karena jumatnya merupakan hari yang menjadi ganjalan untuk bisa libur panjang. Oleh karena itu bagi sebagian orang banyak yang menambah waktu liburnya, dengan ijin di hari jumat.

Semula juga aku akan pulang tanggal tersebut, tapi ternyata setelah dipikir-pikir dan ada beberapa pertimbangan, akhirnya aku putuskan pulang tanggal 9 April, kebetulan pas momen nya dengan pesta rakyat (pemilu). Wah ternyata sudah lama juga ya aku tidak pulang ke rumah, kalau tidak salah terakhir aku ada dirumah ketika lebaran idul fitri...wah ternyata sudah lama juga aku tidak melongok kampung halamanku....rasa rindu sudah pasti ada, rasa itu menyeninap dalam dada ini.

Disamping itu, aku juga punya rencana lain, aku ingin mengumpulkan beberapa teman SMP ku dulu, untuk aku ajak jadi Panitia Reuni. Sebenernya keinginan itu sudah lama aku pendam, tapi baru tercetus ketika ada gayung bersambut dari beberapa temanku...

Tentu yang paling aku nanti ketika aku bisa berkumpul bersam keluarga tercinta...walaupun sudah tidak lengkap lagi, tapi insa Allah tidak mengurangi kebahagiaanku untuk bisa pulang ke kampung halaman. Oh iya, aku juga kangen sama tetanggaku, mereka sudah aku anggap saudara dekatku, akan ku bawa sedikit buah tangan buat mereka, walaupun tidak besar tapi moga-moga nilainya mengena di hati mereka. Akhirnya akan kunyanyikan lagu rindu ini, untuk aku bawa pulang nanti, semoga semua tetap merindukanku nanti....seperti aku merindukannya...

02 Maret 2009

Sudah di Kantor Lagi

Setelah hampir 4 bulan berkelana di Kota Mpek2, akhirnya tanggal 28 Februari 2009, aku pulang juga ke tanah jawa. Ada banyak perasaan campur aduk yang aku rasakan sekarang. Rasa senang sudah pasti, karena aku akan kembali ke tempatku yang semula. Rasa sedih juga menghinggapiku, karena aku harus meninggalkan aktivitas dan kebiasaanku selama di Palembang.

Bagiku..perjalanan hidup ini begitu berarti. Aku bahagia menjalani hidup. Aku berharap pengalamanku ini bisa menjadi modal buatku untuk menghadapi masa depan. Bagaimanapun juga, palembang telah menyisakan sejuta kenangan, aku bahagia pernah hidup disana. Ada banyak orang yang selalu bersamaku. Selain tim audit, sama intern pt pusri....ada pa Ahmad yang selalu setia mengantar kita, kemanapun kita pergi. Ada pa budi, yang selalu ditunggu2 karena selalu membawa secangkir minuman....Akh..banyak lagi yang harus ku kenang.

Biar ku simpan kenangan ini, dan tak akan ku hapuskan dari ingatanku. Meminjam istilah Kerispatih...biarlah kisah ini "tak lekang oleh waktu"...Aku berharap next time bisa pergi kesana lagi...semoga

02 Januari 2009

Dream from my father


Dalam hidup ini aku ingin sekali mencapai kebahagian-kebahagian yang sudah aku tetapkan. Sayangnya salah simbol kebahagiaanku telah hilang...ya aku sangat bahagian dan bangga ketika aku bisa memberikan sebuah prestasi bagi keluarga...biasanya waktu itu, bapa ku yang suka antusias menceritakannya pada orang lain,..entah itu temannya, saudaranya, dan teman yang baru dia temui sekalipun.

Sekarang dia telah tiada, tiada lagi sisa2 kebanggaan yang pernah dia ceritakan. Tak ada lagi nada kekaguman atas setiap pencapaianku. Padahal itulah dulu yang menjadi sumber motivasiku melakukan sesuatu. Dan kini setelah aku memikirkan dan merenungkan hal itu. Aku bertekad untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan yang aku miliki...demi nama baik ayahku..demi nama baik keluargaku....

Aku berharap aku selalu diberikan kekuatan untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Walaupun tanpa dampingan dan wejangan dari seorang ayah...tapi aku yakin aku bisa, karena aku masih punya senjata pamungkas, yaitu doa seorang ibu.

Aku berharap dimanapun aku berada, aku selalu bisa menyesuaikan diri. Ibarat ikan laut, aku tidak boleh asin karena hidup di air laut. Walaupun hidup di kota Jakarta, yang menurut orang kota metropolis, tapi aku tetep berharap aku bisa pegang kendali yang baik atas hidupku. Begitu pun juga aku berharap, aku tetap bisa menjadi seorang guntur yang tetap sederhana, peduli dengan sesama dan tidak akan pernah terjebat dengan westernisasi yang berkedok modernisasi. Karena aku orang kampung, aku harus bisa memegang nilai2 luhur dari daerahku, tanpa terjebak fanatisme yang sempit. Sebagai seorang modern, aku juga harus mampu mengikuti perkembangan jaman. Biar aku tidak dibodohi oleh kehidupan.

Dan terakhir, siapapun calon istriku nanti, hendaknya dia bisa mengikuti dan menerima gaya hidupku. Menerima keluargaku apa adanya...seperti apa adanya seorang guntur. Karena balasannya aku akan menempatkan dia di tempat yg terhormat.....