Wellcome To My Blog

HIDUP INI INDAH ANDAI KAU TAHU JALAN MANA YANG BENAR

20 April 2009

Mimpi Yang Belum Sempat Terbeli

Mimpi yang tak terbeli, mungkin judul lagu milik Iwan Fals itu cocok menggambarkan kondisi yang dialami pada saat kemarin ketika aku pulang kampung. Besar harapan yang menyelimuti pikiranku ketika mau pulang yaitu aku akan mendapatkan suntikan energi yang lebih dan bisa rileks sebentar untuk mengosongkan beban dan pikiran yang selama ini aku pikul. Apalagi kalau aku ingat dengan segarnya udara pegunungan yang ada didaerahku jelas semakin membetot badan ini untuk segera sampai ke rumah.

Sebelum aku pulang, aku sempat menjanjikan kepada adiku untuk mentraktir dia ketika aku pulang nanti. Berita itu jelas sangat dinanti adiku, bagaimana tidak hampir 6 bulan aku tidak bertemu dengan dia, jadi jelas ada kerinduan yang besar untuk sekedar menyenangkan dia. Waktu itu aku berencana untuk mengajak dia ke sebuah super market (mini mall) yang ada di dekat daerahku. Karena pas aku pulang bertepatan dengan hari Pemilu, ditambah lagi hari besoknya aku mau mengadakan pertemuan buat membahas reuni smp seangkatan ku dulu. Sehingga hari sabtu menjadi waktu yang cocok buat aku jalan dengan adik ku, seperti itulah yang ada dipikiranku saat itu.

Sampai pada hari jumat sore, ketika aku sedang berkumpul dengan beberapa teman smp ku dulu, aku dikejutkan dengan suara tetanggaku yang berlari tergopoh-gopoh, belum sempat aku bertanya ada apa ke dia, karena dia langsung memberitahu kalau ade ku kecelakaan motor. Kaget pasti aku rasakan, tanpa sempat berpikir, amiglada (pikiran reflek ku) ku langsung mengangkat badanku untuk bangun dan langsung berlari sekencang maling yang ketakutan dikejar warga. Betapa kagetnya aku, ketika aku melihat banyak ada gerombolan orang, salah satunya ada di depan saudaraku yang sedang membopong ade ku. Aku bingung apa yang harus aku lakukan waktu itu selain ikut menggiring ade ku yang di masukan ke rumah disertai tangisan keras penuh rasa.

Suara tangisan ade ku semakin membahana menambah sumpeknya rumahku karena banyak orang yang datang untuk sekedar menengok dan mengetahui kondisi ade ku. Saat itulah posisiku sebagai anak pertama dan satu-satunya anak cowok dipertaruhkan. Kondisi saat itu memperkosa aku untuk bisa melakukan peran aku sebagai seorang kaka dan ujung tombak keluarga. Hampir 4 jam aku berjibaku dengan waktu untuk bisa menyelesaikan masalah terutama urusan kerusakan motor dengan pelaku yang menabrak motor ade ku. Setelah selesai semuanya malam itu hanya letih yang aku rasakan sambil sekali-kali melihat kondisi ade ku.

Bisa ditebak hari-hari berikutnya adalah penderitaan bagi ade ku, luka luar yang cukup parah memaksa dia tidak berangkat untuk beberapa hari. Penderitaan itu jelas semakin lengkap dengan gagalnya dia mendapat traktiran dari seorang kaka yang sudah lama ia nantikan. Hanya ada penyesalan dan kesedihan yang terendap dalam dada sembari berharap ada secercah hikmah yang masih bisa terbaca oleh aku dan keluarga. Dan peristiwa itu semakin memperjelas persepsi ku tentang arti sebuah tanggungjawab....bahwa tanggung jawab tak hanya sekedar janji dan kata-kata, tapi harus ada action yang harus dilakukan. Dari kejadian itu aku banyak belajar....Sembari berharap janji itu akan aku penuhi nanti...Amien

Tidak ada komentar: