Wellcome To My Blog

HIDUP INI INDAH ANDAI KAU TAHU JALAN MANA YANG BENAR

05 Mei 2009

Terpujilah Wahai Engkau...


"Terpujilah wahai engkau
ibu bapak guru
namamu akan selalu hidup
dalam sanubariku
bagai prasasti terima kasihku
tuk pengabdianmu"

Penggalan lirik lagu himne guru itu terdengar begitu menggetarkan jiwaku, tak sengaja aku dengar ketika lagi noton acara disalah satu stasiun tv. Program itu di gelar kayanya untuk memperingahti hari pendidikan nasional yang tepat jatuh pada hari tersebut. Itu aku tahu dari beberapa penonton yang hadir kebanyakan guru. Bukan hardiknas nya yang ingin aku bahas, tapi untaian kata yang ada dilirik tersebut yang ingin aku kupas.

Memoriku tiba-tiba melayang kembali pada saat-saat alm Bapak ku masih ada. Kebetulan profesi dia juga guru. Bagi dia profesi guru sangat membanggakan. Hal ini tentu sangat wajar bila mengingat bahwa dia dibesarkan dari keluarga biasa yang hanya mengandalkan kekuatan otot untuk mencari sesuap nasi. Bagi kami sekeluarga status bapak waktu itu yang hanya jadi guru SD tetap menjadi anugerah yang tak terkira. Walaupun waktu itu upah dari bapak mengajar tidak sebesar sekarang.

Di masa hidupnya, slalu saja ada nasehat yang dia tularkan untuk bisa menjadi pengertian bagi kami, sering sekali dia berucap bahwa jadi guru itu adalah pengabdian, dan pengabdian tidak pernah bisa diukur dengan apapun. Ketika aku mengadu tentang teman main yang punya banyak mainan dan sering jajan. Dia menjawab dengan tenang bahwa hidup tidak harus kita selalu memandang ke atas, sekali-kali kita melihat ke bawah. Karena masih banyak orang yang taraf hidupnya jauh lebih rendah dibanding kita. Dan terakhir biasanya dia tutup dengan bahasa ala manajemen barat, yaitu menjanjikan adanya manajemen perubahan yang disertai dengan harapan. Dengan penuh yakin dia berucap bahwa sebentar lagi kesejahtraan guru/PNS akan terjamin. Ah kalau sudah itu jawabannya biasanya aku hanya bisa menelan kekesalan dan mengumpat kalau aku jangan sampai jadi pegawai negeri.

Baru 4 tahun berlalu setelah Bapak ku meninggal, semua ucapannya terbukti. Kalau kita lihat sekarang bahwa kesejahtraan Pegawai Negeri Sipil sudah mulai diperhatikan. Dan dari berbagai aspek pun semua terihat lebih baik. Melihat kondisi ini tak jarang ibu sering kesal dan mengumpat pemerintah sekarang yang lebih perhatian. “Kenapa tidak dari dulu perbaikan ini dilakukan saat Bapak masih ada ???”, begitu gerutunya. Aku cukup memahami perasaan ibu, maklum sudah cukup lama dia mendampingi bapak, dari mulai sangat susah, lumayan susah, sampai sedikit susahnya terus bersama. Luka itu semakin menganga bila melihat teman seangkatan bapak yang keliatan lebih sejahtera sekarang, selalu ada perasaan iri ditambah berandai-andai kalau bapak masih ada, pasti hidup kita jauh lebih baik daripada mereka sekalipun.

Bagiku apa yang dilakukan Bapak dulu, itulah yang dinamakan pengabdian, suatu sikap untuk memberikan kemampuan terbaik yang kita miliki untuk disumbangkan kepada negara. Pada dataran itu mungkin Bapak ku dulu sudah bisa memahami ucapan Presiden Amerika John F Kennedy yaitu “ Jangan bertanya apa yang bisa Negara berikan buat kita, tapi bertanyalah kita bisa memberi apa buat negara”. Makanya ketika sekarang banyak yang berbondong-bondong masuk PNS, mungkin bapak ku akan tersenyum kecut di alam sana. Ada orang yang ingin mengabdi karena dia tahu berapa banyak yang akan dia dapatkan. Bagiku apa yang dilakukan oleh Bapak dulu, itu yang membuat aku bangga akan Beliau. Kesetiaan dia sangat teruji ketika berada dalam kesusahan, walaupun dia belum sempat mengecap manisnya naik gaji yang besar. Tapi itu tidak mengurasi semangat dan antusias dia dalam mendidik siswa-siswinya. Tepatlah kiranya ketika lagu Himne Guru masih sangat relevan buat dia, karena dia memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang sebenarnya….. Semoga engkau bahagia disana “Apa”….