Wellcome To My Blog

HIDUP INI INDAH ANDAI KAU TAHU JALAN MANA YANG BENAR

28 Juni 2009

Ga terasa adeku dah mau sekolah

Masih terekam jelas dimemoriku ingatanku. Ketika pertama aku mau “hijrah” dari rumah untuk pergi ke perantauan. Kala itu aku ingat betul bahwa aku cukup antusias untuk menghadapi kondisi ini. Beberapa aku persiapkan untuk menyambut masa itu tiba. Aku harus meninggalkan kampung halamanku untuk mencari ilmu dan meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena cukup jauh, dan ga ada SMA disekitar tempatku yang cukup mumpuni untuk bisa menampung hasratku bersekolah, akhirnya aku bersekolah di kota kabupaten (baca : Brebes).

Memori itu masih tersimpan betul ketika akan memulai hidupku yang baru kala itu. Hidup jauh dengan orang tua jelas membuat aku dituntut untuk bisa hidup mandiri dan bisa memanajemen keuangan sendiri. Banyak rasa bercampur aduk waktu itu, yang pasti hari-hariku pertama diisi dengan silaturahmi kepada teman-teman sedaerahku. Paling tidak ini bisa sedikit menghilangkan rasa sedihku karena harus meninggalkan banyak kenangan, bertemu mereka juga berarti bisa menunjukan bahwa aku tidak sendirian dalam menghadapi kehidupan yang baru ini.

Tentu aku beruntung kala itu karena, untuk urusan daftar-daftar sekolah, aku tidak terlalu memusingkannya. Ada Bapak (alm) yang bisa menemani untuk urusan mencari sekolah yang baru. Kalau pun waktu itu ada yang aku khawatirkan yaitu karena nilai ujianku untuk masuk sekolah favorit di Brebes agak mepet. Cukup gelisah juga waktu itu, untuk sampai menunggu kepastian bahwa aku diterima disekolah itu. Bagiku sekolah favorit itu seolah harga mati yang harus aku dapatkan untuk bisa membuat bapak dan ibuku bisa berdiri tegak dan bisa tetap bercerita banyak tentang anak mereka kepada teman-temannya pada saat ada acara-acara tertentu. Tentu hal ini sangat bisa aku maklumi karena bagi orang tua, anak merupakan kebanggan yang bisa mereka ceritakan kepada teman atau siapapun yang mereka ajak berbicara.

Sekarang sudah sembilan tahun waktu itu berlalu. Sungguh sangat tak terasa bagiku waktu selama itu. Sampai pada akhirnya aku tersadarkan ketika adeku mau sekolah pada jenjang yang sama dengan aku. Cuma sangat disayangkan bila ingat bahwa Bapak tidak bisa menemani dia seperti ketika dia menemaniku dulu. Bila ingat hal itu jelas sangat menyesakan hati dan akan membuka luka lama yang belum pulih sepenuhnya. Andai pikiran ini terpelihara terus pasti hanya menyisakan penyesalan, kekecewaan dan penyalahan, kenapa Bapak diambil dengan begitu cepat. Hanya akan ada air mata yang tersisa dan luka yang semakin menganga.

Sembilan tahun sudah setelah aku masuk sma, ternyata tugas Bapak waktu itu harus aku ambil alih. Jelas menyekolahkan adeku sampai ke jenjang perguruan tinggi bukan perkara mudah. Maka dari itu aku harus ambil tugas itu dengan senang hati, sembari berharap diberi kekuatan untuk bisa menyekolahkan adeku bersama ibuku. Aku harus kuat, aku harus tegar dan aku harus super. Aku berharap akan selalu ada jalan yang diberikan Tuhan untuk ini, aku ingin menjalani hidup ini dengan ringan, aku ingin mengambil porsi yang bisa aku lakukan. Selebihnya aku serahkan semuanya ke Tuhan. Karena aku ingat betul apa yang diucapkan Mario Teguh bahwa “ kalau seorang anak yang masih mempunyai orang tua, maka tanggungan atas rejekinya dibawah orang tua. Tapi kalau anak itu sudah tidak ada orang tua, maka yang menanggung rejekinya langsung dari Tuhan.” Semoga benar ucapan itu, sehingga aku hanya bisa berusaha dengan maksimal, sampai pada akhirnya aku bisa menjadi jalan bagi Tuhan untuk menurunkan rejekinya pada adeku dan juga pada keluargaku…Amien

23 Juni 2009

Aku menikmati setiap proses yang dialami

Perjalanan hidup yang aku jalani membawa aku pada beberapa situasi sulit yang harus ku hadapi. Beberapa kali aku aku menghadapi dan mengalami sesuatu yang baru dalam hidup. Dari perjalanan folmal dalam sekolahan sampai dengan dunia non formal yang tak kalah menariknya. Pengetahuan dan keterampilanku aku mulai tentu ketika aku masih kecil dulu, saat aku dduduk di bangku sekolah dasar. Saat itu aku mulai belajar membaca, menulis dan berhitung. Dalam kehidupan sehari-haripun aku memulai mengenal teman yang bisa aku ajak bermain, bercanda, dan berpetualang.

Belajar Berbicara
Sampai akhirnya aku sudah menjadi sebesar ini, aku merasa beruntung karena dibekali banyak kemampuan yang harus dikembangkan. Pas awal kuliah, aku ingin sekali bisa belajar berbicara di depan umum. Ga tau kenapa selalu ada kesulitan bagiku untuk bisa berkoar dihadapan banyak orang. Sedikit sekali keberanianku saat itu untuk bisa bicara di depan orang banyak, padahal kata bapak ku dulu siy pas aku kecil sering ngoceh dan juga sering nyanyi tanpa ada rasa malu.

Entah bagaimana caranya waktu itu, tiba-tiba saja aku kenal dengan seseorang, dan karena dia itu pula akhirnya aku diajak join untuk ikut organisasi. Saat itulah petualanganku dimulai, untuk tujuan bisa berbicara, aku memulainya dari forum kecil. salah satunya ketika rapat bidang, rapat internal. Petualanganku dalam berbica merambah ketika ada rapat pengurus, aku beranikan diri untuk berbicara. Seminar-seminar yang aku ikutin pun tidak aku lepaskan untuk bertanya agar kemampuanku bisa bertambah. Tentu klimak dari usahaku untuk belajar berbicara ketika aku didaulat untuk menjadi ketua himpunan. Saat itulah aku "dipaksa" untuk terus berbicara dengan banyak orang yang ditemui.

Belajar Menulis
Tapi sangat disayangkan kalau aku ingat masa itu, sebagai ketua suatu himpunan, aku sudah cukup mampu memberikan ide-ide ku secara lisan. Tapi aku miskin sekali dalam hal penyampaian ide secara tulisan. Temanku pernah berkata dengan nada sindiran "masa ketua kok ga bisa nulis". Kata-kata itu masih terngiang dibenaku, dan hal itu aku jadikan tekad agar aku bisa menulis suatu saat nanti.

Pengembaraanku waktu kuliah membawa aku ke sebuah tempat di tegal. Aku hampir 2 bulan menjadi pegawai musiman salah satu lembaga pendidikan. Tepatnya tahun 2007 awal, aku memulai mengenal blog. Sore hari ketika aku tanpa sengaja jalan2 ke sebuah mall di tegal, aku membaca beberapa buku. Dan salah satu buku yang aku baca adalah bagaimana membuat blog dengan mudah. Singkat cerita aku akhirnya punya juga sebuah blog, dan dengan sedikit bantuan teman2 di mahasiswa di tempatku bekerja waktu itu (baca : LP3I Tegal) aku punya blog yang cukup representatif untuk bisa menulis apapun.

Aku isi blog itu dengan beberapa pemikiran yang menjadi nilai-nilai yang aku pegang dalam kehidupan. Setiap ada sesuatu yang aku pikirkan tentang suatu hal dalam kehidupan, pasti aku menyimpannya di blog. Aku akhirnya bisa mengevaluasi setiap tulisanku dari waktu ke waktu, dan aku coba perbaiki kira-kira apa yang kurang dari tulisanku.

Sekarang ketika sudah lebih dari 2 tahun aku punya blog, aku merasa bisa lebih mengungkapkan apa yang aku pikirkan lewat bahasa tulisan. Dan kadang ketika aku berpikir lagi, kadang tidak aku sangka-sangka ada tulisanku yang bisa dimuat disalah satu situs terkenal. Tentu apa yang aku lakukan belum seberapa, karena ada keinginan besar bahwa suatu saat nanti aku bisa menulis buku untuk memberikan pencerahan pada banyak orang. Aku berharap aku bisa mencapainya...amien

Belajar Berwirausaha
Satu hal lagi yang sedang aku geluti saat ini adalah belajar jadi entrepreneur. Sebenarnya sudah lama keinginan itu ada, cuma sayang baru sekarang aku bisa merealisasikannya. Aku berpikir bahwa untuk kita bisa berwirausaha tidak semudah yang kita kira. Karena di dalamnya banyak kesulitan yang harus kita hadapi. Dan aku berharap bisa aku bisa banyak belajar dari itu semua.

Akhirnya aku beranikan diri untuk buka lapak di pasar kaget depok. Untuk ada teman dekatku yang punya satu visi dalam memandang hal ini. Semoga ini jadi awalan buat aku untuk bisa lebih peka dalam melihat setiap peluang yang datang, untuk bisa dimanfaatkannya. Tentunya semoga ceritaku dalam belajar tidak berhenti disini, karena banyak hal yang ingin aku raih.....(cerita bersambung...)