Tahun 2014 menjadi sejarah baru dalam
kehidupanku. Karena pas dtahun tersebut aku dikaruniai seorang putrid kecil
yang cantik. Mengenai jenis kelamin dia yang perempuan memang sudah aku ketahui
saat memasuki usia kehamilan enam bulan. Sempat agak kecewa sedikit di awal,
karena sebelumnya memang aku menginginkan bayi laki-laki. Hanya saja perasaan
itu hinggap sebentar saja. Setalahnya perasaan gembira, senang dan bangga
karena sudah diberi anugerah oleh Tuhan berupa anak yang terlahir dengan sempurna
dan cantik secara fisik.
Di awal masa kehamilan memang kami tidak terlalu
serius member dia nama., Apalagi aku yang sudah kadung kecewa di awal karena bayi
tersebut berjenis kelamin perempuan, maka untuk masalah pemberian nama, aku
serahkan hal prerogative itu ke tangan istriku. Hanya saja di pertengan jalan
akhirnya aku ikut terjun juga untuk mencari nama yang pantas dan bagus
disematkan buat anaku nanti.
Kalau penulis besar macam William Shakespeare
pernah mengatakan apalah arti sebuah nama. Tapi buatku nama sebegitu penting,
karena nama itu dari doa dan harapan orang tua agar anaknya menjadi seperti apa
kelak nanti. Singkat cerita akhirnya ketemulah nama Aisha Farhana Novizal. Agak
berbau kearab-araban sih memang. Usut punya usut nama tersebut kurang lebih
seperti ini maknanya, nama Aisha diidentikan dengan nama anak perempuan
sedangkan Farhana itu bermakna bergembira dan Novizal..he3..itu jelas nama yang
diambil dari nama belakangku (narsis). Jadi Aisha Farhana Novizal, kurang lebih
maknanya anak perempuan dari Novizal (baca : bapknya) yang bergembira.
Besar harapanku sebagai orang tuanya. Kelak anak
ini akan menjadi manusia yang kehadirannya selalu dinantikan. Ketidakhadirannya
selalu dirundukan. Karena kehadirannya bisa memberi kegembiraan. Dimanapun dia
berada bisa menjadi pembeda. Memberi arti dan manfaat buat orang banyak. Aku
juga berharap anaku nanti jauh lebih hebat dan jauh lebih sukses dari orang
tuannya. Bisa menjadi tumpuan dan harapan buat orang sekitarnya. Berlebihan mungkin
rasanya bagi sebagian orang, tapi buatku itu wajar.
Kehadirannya menjadi pelita cahaya saat aku
merasa dalam kegelapan. Laksana embun di pagi hari. Oase di tengah padang pasir
yang tandus. Multivitamin saat aku merasa lelah. Dan karenanya aku merasa tidak
ada alas an untuk aku menyerah dalam kehidupan ini. Semua yang aku kejar dalam
hidup, pada akhirnya bermuara untuknya. Semoga aku bisa menjaga amanah yang
sudah diberikan oleh Allah SWT. Mendidik dia menjadi anak yang tidak hanya
pintar tapi juga sholehah…Amiin